Benahi Pendidikan di Indonesia

Setiap tanggal 2 mei memang selalu di peringati sebagai hari lahirnya pendidikan nasional. jasa Ki Hajar Dewantara salah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan itu memang patut diacungi jempol, berkat usaha dan kegigihan beliau mendedikasikan dirinya untuk pendidikan di Indonesia. Sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah, mengingat pada waktu itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan bangsa Belanda. Pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putri bangsa yang siap berjuang untuk indonesia menuju kemerdekaan.

Hasilnya pun terbukti. Kita sekarang sudah merdeka. Namun, apakah semangat perjuangan kemerdekaan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih terjaga hingga saat ini. Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia masih tergolong negara yang masih berkembang. Kualitas pendidikan masih kalah tertinggal oleh negara tetangga seperti Malaysia dan singapura. Padahal kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka. Yang lebih hebatnya lagi di tahun 1970-an para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di negara tetangga itu. 
 
Kenapa kita jadi tertinggal ?, atau bahkan mungkin pendidikan di negara kita berjalan di tempat ?, atau lebih parahnya lagi kualitas pendidikan kita saat ini menurun ?. Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kulitas seluruh sumber daya manusia Indonesia saat ini, mampu untuk bersaing dengan bangsa-bangsa di Dunia. Justru yang terjadi sekarang masih membengkaknya masyarakat miskin, tidak memiliki keahlian dan pengangguran yang menjamur dimana-mana. Apa yang salah dengan bangsa ini?. Padahal sekarang sekolah-sekolah sudah banyak berdiri dari pada saat zaman sebelum kita merdeka. Tenaga pengajar asingpun yang gajinya lebih besar dari pada tenaga pengajar negeri sendiri menimbulkan kecemburuan. Seolah-olah guru import lebih baik dari guru domestik. Dalam bahasa yang sangat sederhana, pelayanan pendidikan di negeri ini belum berpihak kepada semua. Education for all yang dikampanyekan hanya sekedar kampanye belaka. Faktanya banyak anak usia sekolah terpaksa tidak bisa sekolah. Pendidikan multikultural belum berjalan dengan maksimal.

Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan harus segera dievaluasi, dan seyogyanya pemertintah tidak tuli mendengarkan aspirasi dari rakyat yang menuntut keadilan. Sarana dan prasarana mesti diperhatikan. Jangan sampai peserta didik harus bertaruh nyawa untuk bisa mencapai bangku sekolah. Apa yang terjadi di daerah Banten, dimana anak-anak harus menentang maut melewati jembatan yang rusak menjadi pembelajaran bagi pemerintah pusat dan daerah untuk memperhatikan sarana dan prasarana masyarakat umum.

Untuk membangkitkan generasi emas, perlu ada keteladanan dari para orang tua. Apa yang terjadi di masyarakat saat ini seperti kasus kriminalitas, dan penyalahgunaan narkotika, merupakan cambuk bagi para orang tua dan guru untuk mendidik putra-putrinya lebih baik lagi. Sudah saatnya kita memulainya dari pendidikan dalam keluarga. Tak bisa begitu saja orang tua menyerahkannya kepada pihak sekolah. Pendidikan yang utama tetap dikendalikan orang tua dan anak harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak dari pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan, budi pkerti yang luhur, dan mengasah keterampilannya.

Mahalnya biaya pendidikan membuat pemerintah harus memikirkan rakyat miskin untuk bisa bersekolah. Selama ini si kaya masih mendapatkan pelayanan prima, sedangkan si miskin harus dengan sabar menerima pelayanan pendidikan apa adanya. Pada akhirnya anak-anak yang kurang mampu berpikir, buat apa sekolah kalau sekolah mahal, lebih baik cari uang untuk makan. Fenomena tersebut nyata terlihat banyaknya anak-anak usia sekolah yang terlantar dan menjadi peminta-minta di pinggiran jalan dan pemberhentian lampu merah.

Sistem pendidikan kita masih jauh dari kata sempurna, bila melihat dana pendidikan yang begitu besar tak tersalurkan tepat sasaran. Ingin rasanya memberikan masukan atau data yang benar bahwa pendidikan gratis yang didengungkan selama ini belum berjalan dengan baik. Bagaimana mungkin kita bisa untuk membangkitkan generasi emas bila generasi pembangkitnya lemah dan terjangkit masalah korupsi. Generasi emas Indonesia harus dibangkitkan dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang benar tidak mengenal status sosial. Semua orang wajib untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

Dengan adanya hari pendidikan nasional merupakan renungan untuk kita semua dalam membenahi sistem pendidikan yang masih terbengkalai di negara kita ini. Hindarkan pertengkaran yang membawa perselisihan. Mari kita bergandengan tangan untuk membangkitkan generasi-generasi muda indonesia. Bangkitkan generasi muda indonesia dengan bekerja dan berkarya. Beri contoh kaum muda dengan keteladanan diri dan prestasi tinggi. Bukan dengan janji-janji palsu yang memicu perselisihan dimana-mana.

Related Post